telaga ngebel
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
assalamualaikum wr. wb
hallo sobat indahnya pesona...
kali ini indahnya pesona akan mengulas tentang wisata telaga ngebel milik ponorogo,
SEKILAS SEJARAH
Ada dua versi tentang asal-usul dari telaga ini. Kedua versi cerita memiliki jalan cerita yang berbeda, namun hampir sama. Versi pertama mengatakan bahwa Patih Kerajaan Bantaran Angin yang sedang bertapa dan menjelma sebagai seekor naga yang secara tidak sengaja tertangkap oleh seorang warga dan dibawa ke desa.
Sesampainya di desa, ular tersebut hendak dijadikan makanan oleh warga. Namun sebelum ular itu dipotong, ular tersebut berubah menajdi seorang bocah yang kemudian mendatangi warga dan mengadakan sayembara. Bocah tersebut menancapkan lidi di tanah dan menantang seluruh warga untuk mencabut lidi tersebut, ada versi lain yang mengatakan yang ditancapkan di tanah bukan lidi melainkan centong nasi.
Namun, tidak ada satu warga pun yang mampu mencabutnya. Akhirnya naga yang menjelma bocah tersebutlah yang mampu mencabut lidi yang tertancap di tahan dan setelah lidi itu dicabut keluar yang kemudian menjadi mata air dan menenggelamkan desa hingga menjadi sebuah telaga. Bocah tersebut juga berubah menjadi naga kembali.
Sehari sebelum pertapaan Baru Klinting selesai, seluruh warga desa berburu ke hutan untuk mencari hewan buruan sebagai makanan saat pesta besok. Namun sudah hampir sehari mereka berburu mereka belum juga mendapatkan hasil buruan. Saat mereka beristirahat, tanpa sengaja seorang warga mengayunkan capak hingga mengenai pohon dan siapa yang sangka dari pohon tersebut memancarkan darah segar. Menyadari hal tersebut, warga ramai-ramai mengambil daging tersebut sebagai hidangan pesta mereka.
Keesokan harinya naga tersebut berubah menjadi bocah kecil dengan kulit yang penuh dengan koreng, atau luka kering yang membusuk akibat sayatan warga yang mengambil dagingnya untuk dijadikan hidangan pesta. Baru Klinting mendatangi kampung warga yang kemarin menyayat tubuhnya. Bukannya mengasihani, warga malah mengolok dan mengejek Bayu Klinting. Untungnya ada seorang wanita paruh baya yang mau menolongnya. Wanita tersebut membawa Baru Klinting kerumahnya dan memberikan makanan dengan lauk-pauk daging. Baru Klinting makan dengan lahap, Namun, dia menyisihkan dagingnya.
Seusai makan Baru Klinting menyuruh wanita tua tersebut untuk membuat lesung atau katu yang diikat menjadi satu dan ditumpuki jerami. Kemudian Baru Klinting mengadakan sayembara. Dia menancapkan lidi ke tanah dan barang siapa bisa mencabut lidi tersebut, Baru Klinting akan memberikan daging yang dibawanya. Namun jika tidak bisa mencabutnya, warga harus memberikan daging yang mereka masak kepada Baru Klinting.
Tak ada seorang wargapun yang bisa mencapun lidi tersebut. Warga kampung juga tidak mau menepati janjinya, mereka tidak mau memberikan daging tersebut kepada Baru Klinting. Akhirnya Baru Klinting mencabut lidi dan semburan air memancar kemana-mana. Semua warga tenggelam dengan ketamakannya kecuali perempuan tua yang menolong Baru Klinting tadi.
0 comments:
Post a Comment